Ateisme dipandang sebagai suatu kondisi yang tidak populer, terutama di tengah kondisi masyarakat yang memiliki tingkat religiusitas tinggi. Pancasila sebagai falsafah bangsa pun memiliki nilai ketuhanan di dalamnya. Kondisi tersebut memaksa penganut Ateisme di negara ini umumnya menyembunyikan identitasnya itu dari lingkungan sosial dan mengurus urusan administrasi negara secara pragmatis. Menggunakan Teori Communication Privacy Management danDramaturgi, dengan perspektif Fenomenologi, penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana pengalaman sadar yang dialami penganut Ateisme di Indonesia dalam menjalani “keyakinannya” di lingkungan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka umumnya bermain peran sebagai orang yang beragama di hadapan keluarga dengan cara pura-pura melakukan ibadah, dan pada akhirnya hal ini pun membentuk personal branding khusus mereka bagi keluarganya. Sementara di lingkungan sosial yang lain seperti pertemanan, mereka bisa lebih bebas menampilkan diri apa adanya meskipun tetap harus melakukan pengelolaan informasi privat berupa identitas Ateisnya. Kata Kunci: Ateisme, Communication Privacy Management, Dramaturgi, Keluarga.