Dalam konteks organisasi, penelitian mengenai gaya kepemimpinan lintas budaya merupakan hal yang penting untuk diteliti mengingat keragaman budaya merupakan sebuah keniscayaan di indonesia. Penelitian ini menggunakan teori the development model of intercultural sensitivity yang dikemukakan oleh Bennett untuk mengetahui mengenai gaya kepemimpinan lintas budaya suatu organisasi, serta hambatan dan cara menyikapinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Narasumber penelitian ini terdiri dari dua kategori yaitu atasan dan bawahan yang bekerja di PT. Radio Mutiara Mandiri Buana Swara. Penelitian ini menemukan bahwa gaya kepemimpinan antar budaya yang diterapkan di PT. Radio Mutiara Mandiri Buana Swara merupakan kepemimpinan yang bersifat delegatif karena pemimpin mendelegasikan kewenangan kepada bawahannya sepenuhnya dengan memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk mencari dan menentukan sendiri cara mencapai tujuan. Namun keputusan akhir untuk mencapai tujuan tersebut tetap berada di tangan pimpinan, kendala yang ada di PT. Radio Mutiara Mandiri Buana Swara merupakan perbedaan sikap terhadap karyawan dengan latar belakang budaya yang berbeda, kepercayaan yang lebih tinggi kepada karyawan dengan latar budaya yang sama dan adanya jarak karena kurangnya komunikasi. Hambatan budaya ini kemudian ditangani oleh atasan yang berusaha bersikap adil dan melakukan dialog antara atasan dan bawahan untuk memahami kondisi pegawai.