Synchronize Festival merupakan festival musik yang hanya diisi oleh artis-artis tanah Air Indonesia. Dengan tagline “It’s not just a festival, it’s a movement” mereka mengadakan Program Gerakan Peduli Lingkungan yang merupakan salah satu movement atau gerakan yang diadakan. Demajors merupakan salah satu label musik yang membantu menyelenggarakan berjalannya festival. Tujuan penelitian ini agar mengetahui apakah melalui gerakan peduli lingkungan reputasi Demajors sebagai penyelenggara dapat dibangun menjadi lebih positif. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara terhadap narasumber yaitu pihak Synchronize Fest, Demajors, Media dan penonton. Teori yang digunakan Komunikasi dengan menggunakan Model Komunikasi Lasswell yang terfokuskan pada efek yang didapat Demajors, teori gerakan sosial yang fokus terhadap gerakan ekologi, teori reputasi yang fokus terhadap membangun reputasi, dan teori event yang fokus terhadap leisure event (hiburan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut pihak Demajors dan Synchronize reputasi mereka dapat dibangun sebagai festival dan label yang peduli lingkungan dan mulai diketahui banyak orang, meskipun tidak semaksimal yang didapatkan Synchronize Fest itu sendiri. Menurut media dan penonton yang datang ke event Synchronize Fest tahun 2018 dan 2019, gerakan sosial yang dilakukan tentu membangun meningkatkan reputasi Demajors dibandingkan tahun 2018. Jadi, disimpulkan bahwa melalui gerakan sosial yang dilakukan Demajors melalui event Synchronize Fest 2019 dalam membangun reputasi bukan hanya menguatkan sebagai label independen, namun juga Demajors mengusung reputasi sebagai label yang peduli pada isu ramah lingkungan dan aktif mengajak pengunjung melakukan gerakan sosial, sehingga masyarakat menantikan event yang nantinya akan di selenggarakan oleh Demajors.

Keywords: Reputasi, Gerakan Sosial, Event