Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, masyarakat kini bebas membuat dan berbagi opini pribadi pada platform media sosial tanpa kepastian adanya dukungan fakta dalam opini yang dibagikan, menyebabkan masifnya sirkulasi peredaran hoaks di dunia maya. polri sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam menegakan hukum demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun di dunia cyber melakukan inisiatif program preemtif sebagai langkah strategis dalam mengurangi tindak pidana pelanggaran hukum di dunia maya berisikan kegiatan-kegiatan komunikasi guna memberikan pemahaman masyarakat seputar hoaks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi elemen komunikasi, mengetahui hambatan, serta solusi dalam kegiatan komunikasi pada program preemtif penanganan hoax yang di jalankan polri pada tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif jenis deskriptif, menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan model evaluasi Unified Evaluation Model. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keterpercayaan data yaitu triangulasi sumber. Simpulan dari penelitian ini adalah elemen komunikasi dalam kegiatan komunikasi pada program preemtif masih dapat ditingkatkan kembali dengan mengevaluasi pilihan audiens, melakukan pengukuran pemahaman audiens pasca kegiatan, melakukan analisis tone pada eksposure berita pelaksanaan kegiatan, memaksimalkan pemanfaatan media mainstream dalam menyampaikan sosialisasi, menginisasi kegiatan partisipasi publik secara online untuk turut membantu polri dalam mengatasi hoax, serta melakukan kegiatan evaluasi komunikasi secara berkala.

Kata Kunci: Evaluasi Program Komunikasi, Hoaks