Pembangunan suatu negara tentu memerlukan dana yang relatif besar, namun kendala yang sering kali dihadapi adalah kurangnya modal dan pemerintah mensiasati dengan utang luar negeri. Pemerintah Indonesia mendapatkan pinjaman melalui kerja sama dengan Tiongkok dalam sinergitas proyek Belt and Road Initiative dan Global Maritime Fulcrum. Namun kerja sama tersebut mendapat beberapa kritikan dari domestik Indonesia karena dikhawatirkan Indonesia akan jatuh ke dalam apa yang dikenal dengan Diplomasi Jebakan Utang. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam penelitiannya dengan wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpulan datanya. Dengan mewawancarai 2 informan peneliti berhasil mendapatkan hasil bahwa hubungan bilateral ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok terjalin dengan sangat baik dan kondisi utang luar negeri Indonesia tidak menjerumus dengan apa yang disebut dengan jebakan utang Tiongkok karena sudah disesuaikan dengan baik pada kondisi domestik Indonesia.

Kata Kunci : Power, Diplomasi Ekonomi, Utang Luar Negeri