HIV/AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981, walaupun sudah lebih dari 30 tahun lalu ditemukan namun masih banyakorang yangbelumpaham tentang penularan virus ini. Hal inilah yang kemudian menjadi awal mulanya timbul stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS. Stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS merupakan hambatan utama dalam pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan terkait HIV sehingga HIV/AIDS sulit untuk ditanggulangi.Stigma yang diterima oleh pengidap HIV/AIDS umumnya diikuti dengn perlakuan diskriminatif.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan menggunakan teori kampanye perubahan sosial, konsep stigma, konsep diskriminasi dan konsep organisasi internasional.Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara dan studi kepustakaan.Di Indonesia, tingkat pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS (15-24tahun) pada 2016memiliki presentase sekitar 11.4%. Dengan presentase 11.4%, pantas saja Indonesia menjadi negara dengan pengidap HIV/AIDS ketiga di Asia dan Pasifik. UNAIDS sebagai salah satu organisasi PBB yang bergerak dalam bidang penanggulangan HIV/AIDS kemudian berupaya untukmengeliminasistigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS melalui sebuah kampanye yang bernama Kampanye Zero Discrimination Day. Kampanye ini merupakan wadah untuk orang-orang untuk mengekspresikan opini dan harapan mereka tentang arti dari Zero Discrimination. Dengan kesadaran masyarakat yang semakin tumbuh diharapkan dapat mempengaruhi eliminasi dari stigma dan diskriminasiterhadap pengidap HIV/AIDS
Kata kunci: Kampanye perubahan sosial, stigma, diskriminasi, kampanye Zero Discrimination Day, UNAIDS, HIV/AIDS, Indonesia