Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Pekerja Migran Indonesia di sektor informal tahun 2018 yang bernama Muhammad Zaini Misrin & Tuti Tursilawati menuai kecaman dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Indonesia. Berdasarkan sistem hukum pidana Islam yang diterapkan oleh Arab Saudi, Zaini di vonis hukuman mati jenis qishash dan Tuti di vonis dengan hukuman mati jenis hudud. Pemerintah Indonesia sebagai perwakilan negara asal dari kedua pekerja migran telah melakukan berbagai bentuk upaya diplomasi kepada Arab Saudi agar hukuman mati tersebut dapat dihindari. Namun, diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia berhadapan dengan sistem hukuman mati di Arab Saudi yang merupakan hasil implementasi dari hukum syariat Islam. Perbedaan budaya yang terdapat di antara Indonesia dengan Arab Saudi diyakini menjadi faktor utama atas masalah-masalah yang umumnya terjadi kepada Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi. Penelitian ini menggunakan beberapa elemen dari konsep Intercultural Communications by Laray M. Barna untuk menjelaskan masalah lintas budaya di antara Indonesia dengan Arab Saudi dan juga menggunakan konsep diplomasi menurut Paul W. Hare untuk menjabarkan upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Penelitian ini juga serta konsep Diplomasi Perlindungan Warga Negara dari Edwin M. Borchard untuk menganalisis upaya-upaya yang dilakukan.
Kata kunci: Komunikasi Lintas Budaya, Eksekusi Mati, Arab Saudi, Diplomasi, Paul W. Hare, Diplomasi Perlindungan Warga Negara, Edwin M. Borchards.